Bagaimana Islam memandang tindakan bunuh diri?
Prinsip mengambil nyawa adalah sama, baik nyawa orang lain maupun nyawa
diri sendiri. Nyawa atau kehidupan bukanlah milik kita, melainkan
diciptakan atau dijadikan dengan maksud dan tujuan. Hanya Sang
Penciptalah yang mempinyai keputusan akhir dalam perkara ini, apakah Dia
akan memanggil Kembali seseorang kepada-Nya atau tidak memanggilnya.
Jadi kita bukanlah pemilik dari nyawa.
Azaz ini adalah prinsip yang sangat luas dan agung yang tidak boleh
dilanggar, karena akhirnya akan menimbulkan kekacauan jika tidak
diperhatikan. Nyawa anak kita, nyawa istri kita, ataupun nyawa
keluarga-keluarga terdekat kita, semuanya dipercayakan kepada kita dan
itu tidak boleh dilanggar.
Oleh karena itulah Alquran menekankan perlunya membaca "bismillah Allahu
Akbar" sebelum menyembelih hewan. Hal itu mengingatkan kita bahwa kita
tidak mempunyai hak atas nyawa dalam bentuk apapun juga., bukan sja
mengenai nyawa manusia yang dipertanyakan itu, semua nyawa
di-sertifikasi oleh Tuhan, kecuali nyawa hewan yang Dia berikan sebagai
karunia bagi kita yang bisa diambil utk keperluan makan. Bahkan sikap
membuang-buang makanan dari hewan secara mubazir tidak diizinkan oleh
Islam, yang untuk itu kita harus mempunyai cukup alasan yang baik.
Dimana nyawa kehidupan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi tidak dapat
dikorbankan untuk keperluan kehidupan yang bertingkatan lebih rendah,
tetapi apa yang mempunyai tingkatan lebih rendah dapat dikorbankan untuk
yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi. Jadi bunuh diri hanyalah
salah satu titik sudut saja dari seluruh pola rencana kehidupan.
(Mirza Tahir Ahmad)
0 komentar:
Posting Komentar